Mendaki Gunung Sinabung

Ada Tiga sekawan, sebut saja namanya Coky, Ciky dan Cekky, mereka diminta oleh guru untuk menaklukkan puncak gunung Sinabung. Konon menurut Sang Guru, di atas puncak gunung itu tersimpan harta karun para leluhur masyarakat Tanah Karo, utamanya Emas.

Banyak orang berminat dan berusaha mendapatkannya. Sayangnya semua gagal dan malah ada yang meregang nyawa karena kelelahan dan hawa dingin yang menyengat sum-sum dan paru-paru.


Semula, tiga sekawan itu ragu, namun Guru mereka meyakinkan ketiganya bahwa puncak Gunung Sinabung dapat ditaklukkan dan seluruh harta karun yang tersimpan di sana dapat diambil. Syaratnya, setiap orang yg mau menaklukkannya, harus terlebih dahulu berpuasa dan berdoa, demikian menurut Sang Guru

Setelah menjalani puasa dan doa secara ketat, hari yang ditunggu pun tiba. Petuah Sang Guru kali ini sedikit nyentrik dan tak biasa: "Masing-masing kalian harus mendaki sambil memikul batu. Sangat diajurkan memikul batu besar." Tiga sekawan itu tentu saja heran. Sudah disuruh puasa, eh...saat mendaki masih diperintah melakukan ini dan itu. Celakanya, pakai: "sangat diajurkan memikul batu besar".

Ketiganya mulai mendaki. Karena memikul batu besar berupa anjuran, maka, Cokky dan Cikky hanya memikul batu kecil sebesar kepalan tangan mereka, sementara Cekky memikul batu sebesar kepalanya. Dapat dipastikan bahwa kedua kawan yang memikul batu kecil tiba lebih dahulu di puncak gunung. Dengan seluruh kemampuan yang ada dan tenaga yang tersisa, Cekky tiba juga dipuncak gunung. Mengherankan ketiganya, ternyata gak ada harta karun sebagaimana digembar-gemborkan banyak orang selama ini. Jangankan emas, beling saja tidak.

Belum selesai rasa heran karena harta karun tak ada, muncul rasa heran berikutnya [dan tak terbayangkan sebelumnya]. Ternyata Guru mereka sudah lebih dulu tiba di sana. "Baiklah....kalian sudah tiba di sini. Itu berarti kalian berhak mendapatkan apa yang kalian usahakan. Ak minta batu yg kalian bawa diletakkan di depan kakimu. Kini lihatlah batu yang kau bawa menjadi bongkahan emas bagimu karena perjuangan yang tak kenal menyerah". Cekky pulang dengan harta yang berlimpa dan dengan sukacita yang tak terkatakan, sedangkan yang lainnya itu tidak.

Demkianlah, kerasnya perjuanganmu dan beratnya beban yang kau pikul pertama-tama haruslah dipastikan bahwa hal itu terjadi karena kau setia pada ajakan Tuhanmu. Dia akan mengubah semuanya itu menjadi sukacita dan kemuliaan bagimu di negeri yang akan kau diami bersama Dia. Segala sesuatu yang karena nama Tuhanmu akan indah pada waktunya. Tuhan memberkatimu.


Tulisan ini dibuat oleh: Pastor Eriks Ng Oba

Mendaki Gunung Sinabung